SISTEM OTOT
Sistem
otot
adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang
mengizinkan makhluk tersebut bergerak. Sistem otot pada vertebrata
dikontrol oleh sistem
saraf, walaupun beberapa otot (seperti otot jantung) dapat
bergerak secara otonom. Manusia sendiri memiliki sekitar 650 jenis otot rangka.
System otot meliputi alat-alat tubuh, yang dengan jalan penegangan (kontraksi)
dan pengenduran (relaksasi) menimbulkan pergerakan tubuh secara keseluruhan
atau sebagian.
Otot Sebagai Alat Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara
umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau
seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila ada
impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara
umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan
hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2
macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua
alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk
suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat
melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel
pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak
dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat
gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak
manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa
kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk
aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat
otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan
bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya
(pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula).
FUNGSI OTOT SECARA UMUM
•
sebagai
alat gerak aktif
•
Mempertahankan sikap tubuh, seperti : duduk,
berdiri.
•
menjaga
kestabilan persendian
Ada 4 sifat otot yaitu ekstensibilitas,
elastisitas, irritabilitas, dan kemampuan mengembangkan ketegangan (tension).
Sifat-sifat tersebut umumnya terdapat pada seluruh otot yaitu otot jantung,
otot halus, dan otot skeletal pada manusia, juga dimiliki oleh otot-otot
mamalia, reptil, amphibi, burung, dan serangga.
1. Ekstensibilitas
Sifat
ekstensibilitas umumnya terdapat pada beberapa jaringan
biologis. ekstensibilitas adalah kemampuan terulur atau meningkatnya
pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke
panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan
otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami
penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke tulang.
2. Elastisitas
Sifat
elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis
paralel (PEC) ditunjukkan oleh membran otot, yang memberikan tahanan pada saat
otot secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) terdapat pada
tendon, bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika
otot yang tegang diulur (distretch). Komponen-komponen elastisitas otot ini
dinamakan demikian karena membran otot dan tendon masing-masing paralel dengan
serabut otot dan seri atau segaris dengan serabut otot, dimana memberikan
komponen kontraktil. Elastisitas otot skeletal manusia secara utama terdapat
pada SEC (tendon).
Baik SEC dan PEC memiliki sifat
merekat yang memungkinkan otot terulur dan kembali ke dalam bentuk semula.
Ketika penguluran statik pada group otot seperti hamstring dipertahankan selama
jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot akan memanjang, dan
meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot tertentu diulur
(distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi pemanjangan
istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama jangka
waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis
kelamin (independent).
3. Irritabilitas
Irritabilitas adalah kemampuan untuk merespon
suatu stimulus. Stimulus yang mempengaruhi otot dapat berupa elektrokimiawi
seperti aksi potensial dari saraf yang mempersarafinya, atau mekanikal seperti
pukulan/benturan dari luar pada bagian otot. Ketika diaktivasi oleh stimulus
maka otot akan merespon dengan berkembangnya ketegangan (tension).
4. Kontraktibilitas
Kemampuan untuk mengembangkan ketegangan
(tension) merupakan salah satu sifat karakteristik yang khas pada jaringan
otot. Secara historis, perkembangan ketegangan (tension) dari otot telah
dikenal sebagai kontraksi, atau komponen kontraktil dari fungsi otot.
Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk memendek dari panjang otot. Namun
demikian, ketegangan pada suatu otot tidak mungkin menghasilkan pemendekan otot
(akan dibahas pada subbab berikutnya)
JENIS
OTOT
·
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan
menjadi :
a.
Otot sinergis
Yaitu
hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja
sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex
: Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk
menelungkup. Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m
enengadah.
b.
Otot antagonis
Yaitu
hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak
belakang/tidak searah.
Macamnya
:
· Otot
ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
· Otot
abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
· Otot
supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
· Otot
depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
c.
Otot abductor, yaitu otot
yang bekerja menggerakkan anggota menjauhi
tubuh.
tubuh.
d.
Otot adduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota ke mendekati tubuh tubuh.
e.
Otot ekstensor otot yang bekerja membengkokkan sendi tulang
atau
melipat sendi.
melipat sendi.
f.
Otot ekstenesor otot yang yang bekerja melurusakan kembali
tulang
kepada kedudukan semula.
kepada kedudukan semula.
g.
Otot pronator, otot yang menjadikan ulna dan radial dalam keadaan sejajar.
h.
Otot supinator, otot yang menjadikan ulna dan radial menjadi
menyilang.
i.
endorotasi, memutar ke dalam
j.
eksorotasi, memutur ke keluar
k.
dilatasi,memanjangkan otot
l.
kontraksi,memendekan otot
·
Berdasarkan perlekatannya dibedakan
menjadi :
1.
Origo Yaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2.
InsersioYaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar